Kamis, 08 Maret 2012
MOTOR STATER
DAHULU untuk menghidupkan mesin mobil memerlukan alat khusus berbentuk besi panjang guna memutar engkol. Alat ini dimasukkan ke dalam lubang engkol kemudian diputar. Bila mesin sudah terdengar hidup, alat ini dilepas kembali. Ini sungguh merepotkan sehingga para ahli otomotif berpikir untuk menciptakan alat yang lebih praktis yang bernama motor starter. Dengan motor starter menghidupkan mesin menjadi jauh lebih gampang. Masukkan kunci kontak, putar ke posisi start dan mesin pun sudah hidup sendiri. Semuanya bisa dilakukan di dalam kabin kendaraan. Dari beberapa mekanisme kerja yang ada, umumnya mobil modern mempergunakan motor listrik. Motor/dinamo starter harus mampu menghasilkan momen yang besar dari arus kecil yang disediakan baterai. Umumnya motor starter menggunakan motor seri DC (arus searah) untuk melakukan tugasnya. Pertimbangannya motor DC memiliki bentuk yang kecil sehingga mudah diletakkan di dalam mobil.
Motor starter yang dipergunakan pada kendaraan dilengkapi dengan magnetic switch yang mendorong gigi (gigi pinion) untuk memutar atau melepas kembali dari ring gear (gigi cincin). Gigi ini dipasang berdekatan dengan fly wheel (roda gila) yang dibaut pada poros engkol. Berdasarkan teknologinya, ada dua tipe motor starter yang digunakan pada kendaraan, yaitu motor starter konvensional dan reduksi. Mobil yang dirancang untuk daerah dingin umumnya mempergunakan motor starter tipe reduksi. Motor starter jenis ini mampu menghasilkan momen lebih besar yang diperlukan untuk menstart mesin pada cuaca dingin. Karena keunggulannya itu, kini pabrikan mobil mempergunakan jenis reduksi untuk daerah tropis.Pada umumnya motor starter dibedakan berdasarkan output nominalnya dalam satuan KW. Semakin besar output semakin besar pula kemampuan starter-nya. Secara umum komponen motor starter adalah yoke & pole core, field coil, armature & shaft, brush, armature brake, drive lever, starter clutch dan sakelar magnet (magnetic switch). Komponen motor Starter Yoke dibuat dari logam yang berbentuk silinder dan berfungsi sebagai tempat pole core yang diikat dengan sekrup. Peranti pole core berfungsi sebagai penopang field coil dan memperkuat medan magnet yang ditimbulkan oleh field coil. Komponen field coil dibuat dari lempengan tembaga yang berfungsi untuk membangkitkan medan magnet. Pada starter umumnya dipasang empat field coil. Komponen armature terdiri dari sebatang besi yang berbentuk silindris dan diberi slot-slot, poros, komutator dan kumparan. Peranti ini berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik dalam bentuk gerak putar. Ada pun komponen brush dibuat dari tembaga lunak. Komponen ini berfungsi untuk meneruskan arus listrik dari field coil ke armature coil langsung ke massa melalui komutator. Umumnya starter memiliki empat buah brush yang dikelompokkan menjadi dua, yaitu brush positif dan negatif.Peranti armature brake memiliki tugas untuk mengerem perputaran armature setelah lepas dari perkaitan dengan roda penerus. Sedangkan drive lever berfungsi untuk mendorong pinion gear ke arah posisi yang berkaitan dengan roda penerus. Selain itu juga melepas kaitan pinion gear dengan roda penerus. Alat starter clutch memiliki fungsi untuk memindahkan momen puntir dari armature shaft ke roda penerus sehingga dapat berputar. Peranti ini juga memiliki tugas sebagai pengaman dari armature coil saat roda penerus memutarkan pinion gear. Komponen terakhir, sakelar magnet digunakan untuk menghubungkan dan melepaskan pinion gear ke dan dari roda penerus. Peranti ini juga bertugas mengalirkan arus listrik yang besar pada sirkuit motor starter melalui terminal utama. Secara sederhana kerja dari motor starter saat kunci kontak diputar ke posisi ON adalah arus baterai mengalir melalui hold in coil ke massa. Arus listrik juga mengalir masuk ke pull in coil, field coil dan terus ke massa melalui armature. Selanjutnya, hold dan pull in coil membentuk gaya magnet dengan arah yang sama. Ini karena arah arus yang mengalir pada kedua kumparan tersebut sama. Langkah berikutnya adalah kontak plate (plunger) akan bergerak ke arah penutup main switch sehingga drive lever bergerak menggeser starter clutch ke arah posisi berkaitan dengan ring gear. Oleh karena arus yang mengalir ke field coil pada saat itu relatif kecil, maka armature berputar lambat dan memungkinkan perkaitan pinion dengan ring gear menjadi lembut. Pada kondisi ini kontak plate belum sepenuhnya menutup main switch.Bila pinion gear sudah berkaitan penuh dengan ring gear, kontak plate akan mulai menutup main switch. Arus dari pull in coil tidak dapat mengalir, akibatnya kontak plate akan ditahan oleh kemagnetan hold in coil saja. Bersamaan dengan itu, arus yang lebih besar mengalir dari baterai ke field coil terus ke armature ke massa melalui main switch. Akibatnya starter dapat menghasilkan momen puntir yang besar untuk memutar ring gear. Gigi cincin pun memutar roda gila yang menggerakkan poros engkol mesin. Saat starter switch dihidupkan ke posisi off, main switch dalam keadaan belum membuka atau belum bebas dari kontak plate. Ketika itu arus listrik di dalam dinamo yang masuk ke pull in coil dan hold in coil diatur untuk menghasilkan arus listrik yang berlawanan. Ini sengaja dilakukan untuk menghasilkan arah gaya magnet yang berlawanan sehingga keduanya saling "membutuhkan". Kondisi ini mengakibatkan timbulnya kekuatan return spring yang dapat mengembalikan kontak plate ke posisi semula. Dengan demikian drive liver menarik starter clutch dan pinion gear lepas dari perkaitan.
Rabu, 07 Maret 2012
ALAT PENURUN EMISI GAS BUANG PADA MOTOR, MOBIL, MOTOR TEMPEL DAN MESIN PEMBAKARAN TAK BERGERAK
Abstrak
Penggunaan kendaraan bermotor perlu diikuti dengan upaya untuk melestarikan lingkungan hidup, karena gas buang
dari hasil proses pembakaran sangat nyata pengaruhnya terhadap pencemaran udara dan lingkungan. Satu metoda untuk
menyelesaikan permasalahan di bidang pencemaran udara telah dilakukan dengan menggunakan suatu alat tambahan,
yang dirancang di Program Studi Teknik Mesin Universitas Udayana. Berdasarkan pada data pengujian yang telah
dilakukan terhadap alat tambahan tersebut, tampak dengan jelas bahwa alat tambahan yang telah dirancang mampu
mengurangi emisi gas CO secara signifikan, hingga batas paling minimum, serta secara rata – rata mampu dikurangi
hingga di atas 54 %. Selain mampu mengurangi emisi gas buang CO2 dan HC, juga mampu meningkatkan kandungan
O2. Alat tambahan tersebut tidak berpengaruh terhadap unjuk kerja kendaraan saat beroperasi. Satu keuntungan lainnya
adalah alat tambahan juga mampu mengurangi tingkat kebisingan yang ditimbulkan oleh motor.
Abstract
Emission gas reducer on motor vehicle, automobile, light engine of boat and stationary combustion engine. The
use of motor vehicle should be followed by protection against damages on the environment, since the exhaust gas from
combustion engine has significantly affect on air and environmental pollution. One method to solve the problems in air
pollution has been done by using a re-heater designed in Mechanical Engineering Department, University of Udayana.
In accordance to the test on the re-heater, it can be seen very clear that the re-heater has significantly reduce the CO
emission of about 54%. It also reduces the CO2 dan HC emission, and in the other side increases the number of O2. The
re-heater has no significant effect to engine performance during the operation and also reduces the noise of motor.
Keywords: emission gas reducer, motor
1. Pendahuluan
Perkembangan otomotif sebagai alat transportasi, baik
di darat maupun di laut, sangat memudahkan manusia
dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Selain
mempercepat dan mempermudah aktivitas, di sisi lain
penggunaan kendaraan bermotor juga menimbulkan
dampak yang sangat buruk terhadap lingkungan,
terutama gas buang dari hasil pembakaran bahan bakar
yang tidak terurai atau terbakar dengan sempurna.
Seperti diketahui bahwa proses pembakaran bahan
bakar dari motor bakar menghasilkan gas buang yang
secara teoritis mengandung unsur CO, NO2, HC, C, H2,
CO2, H2O dan N2, dimana banyak yang bersifat
mencemari lingkungan sekitar dalam bentuk polusi
udara. Unsur gas karbon monoksida (CO) yang
berpengaruh bagi kesehatan makhluk hidup perlu
mendapat kajian khusus, karena unsur karbon
monoksida hasil pembakaran bersifat racun bagi darah
manusia pada saat pernafasan, sebagai akibat
berkurangnya oksigen pada jaringan darah. Jumlah CO
yang terdapat di dalam darah, lamanya dihirup dan
kecepatan pernapasan menentukan jumlah karboksi-hemoglobin (kombinasi hemoglobin/karbon-monoksida)
di dalam darah, dan jika jumlah CO sudah mencapai
jumlah tertentu/jenuh di dalam tubuh maka akan
menyebabkan kematian.
95
MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 6, NO. 3, DESEMBER 2002
96
Penggunaan kendaraan bermotor di dalam kehidupan
manusia tidak bisa dikurangi, seiring dengan semakin
meningkatnya jumlah penduduk. Hal yang perlu
diperhatikan pula adalah meningkatnya jumlah
kendaraan namun tidak diikuti dengan upaya pelestarian
lingkungan hidup, sehingga disini perlu
dipertimbangkan dampak dari gas buang hasil proses
pembakaran terhadap pencemaran udara dan
lingkungan.
Penelitian yang dilakukan oleh penulis sebagai hasil
kerja sama dengan Bapedalda Propinsi Bali,
menyiratkan bahwa gas karbon monoksida yang berasal
dari gas buang kendaraan akan sangat tinggi pada saat
motor dioperasikan pada beban yang besar dan putaran
yang rendah. Hal ini identik dengan kondisi saat macet,
karena pada kondisi macet inilah maka motor beroperasi
pada beban yang tinggi namun putaran rendah. Ini
berarti, gas karbon monoksida yang dilepas ke
lingkungan akan semakin tinggi pada saat macet.
Semakin banyak simpul – simpul kemacetan, semakin
banyak pula pelepasan gas karbon monoksida dan
karbon dioksida ke lingkungan.
Untuk pemakaian pada motor tempel dan stationer
engine, maka pengoperasian motor adalah identik
dengan kondisi macet tersebut di atas, karena keduanya
beroperasi pada beban yang tinggi dan putaran yang
rendah. Hal ini disebabkan karena motor tempel dan
stationer engine memerlukan torsi dan daya yang besar
untuk menghasilkan percepatan (akselerasi) yang tinggi.
Houghton [1] telah memprediksikan bahwa peningkatan
konsentrasi gas karbon monoksida dan karbondioksida
di atmosfer akan menaikkan temperatur global dan
secara langsung akan meningkatkan pula temperatur
lokal. Peningkatan konsentrasi gas karbon dioksida di
atmosfer dalam jumlah dua kali lipat dari kondisi
semula di tahun 1995 (seiring dengan semakin
banyaknya jumlah kendaraan yang beroperasi serta
operasi dari kendaraan yang kurang terawat), akan
menaikkan temperatur global sekitar 1 – 3.5 ºC pada
tahun 2100. Kenaikan temperatur di atmosfer harus
terus terkontrol agar tidak melebihi angka 0.1 – 0.35 ºC
dalam satu dasawarsa.
Beranjak dari pemikiran di atas, penulis kembali bekerja
sama dengan Bapedalda Propinsi Bali membuat dan
mengembangkan suatu alat tambahan yang berfungsi
untuk mengurangi emisi gas buang CO, CO2 dan HC
yang disebabkan oleh mesin pembakaran, sampai batas
yang dapat diterima (acceptable level). Meskipun
Pemerintah Propinsi Bali mencanangkan konsentrasi
ambang batas gas buang CO adalah sebesar 4 %, namun
seiring dengan semakin meningkatnya jumlah mesin
pembakaran yang beroperasi, maka nilai emisi gas
buang tersebut harus terus dikurangi, agar perubahan
temperatur lokal di Bali dapat dipertahankan sebesar
0.1ºC dalam satu dasawarsa.
Adapun polutan-polutan dari gas buang yang sangat
mengganggu kesehatan adalah NOx , HC, CO [2]
Gas NOx dapat menyebabkan sesak napas pada
penderita asma, sering menimbulkan sukar tidur, batuk-batuk dan dapat juga mengakibatkan kabut atau asap.
NOx adalah gas yang tidak berwarna tidak berbau, tidak
memiliki rasa, dan dengan O2 akan sangat mudah, cepat
bereaksi dan berubah menjadi NO2 karena bersenyawa
dengan O2. Gas NO2 (nitrogen dioksida), dapat juga
merusak jaringan paru-paru dan jika bersama H2O akan
membentuk nitric acid (HNO3) yang pada gilirannya
dapat menimbulkan hujan asam yang sangat berbahaya
bagi lingkungan. Gas NOx terbentuk akibat temperatur
yang tinggi dari suatu pembakaran.
Hidrokarbon (HC) merupakan gas yang tidak begitu
merugikan manusia, akan tetapi merupakan penyebab
terjadinya kabut campuran asap (smog). Pancaran
hidrokarbon yang terdapat pada gas buang berbentuk
gasoline yang tidak terbakar. Hidrokarbon terdapat pada
proses penguapan bahan bakar pada tangki, karburator,
serta kebocoran gas yang melalui celah antara silinder
dan torak yang masuk ke dalam poros engkol yang biasa
disebut blow by gases (gas lalu).
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa karbon
monoksida (CO) sebagai gas yang cukup banyak
terdapat di udara, dimana gas ini terbentuk akibat
adanya suatu pembakaran yang tidak sempurna. Gas
karbon monoksida mempunyai ciri yang tidak berbau,
tidak terasa, serta tidak berwarna. Kendaraan bermotor
memberi andil yang besar dalam peningkatan kadar CO
yang membahayakan. Di dalam semua polutan udara
maka CO adalah pencemar yang paling utama.
Beberapa upaya untuk mengurangi polusi udara dapat
dinyatakan sebagai berikut ini:
1. Mengembangkan substitusi bahan bakar dengan
tujuan untuk mengurangi polutan (substitusi ini
bisa berupa bahan bakar tanpa timbal ataupun gas).
2. Mengembangkan sumber tenaga alternatif yang
rendah polusi (sumber tenaga bisa berupa tenaga
listrik, tenaga surya, ataupun tenaga angin).
3. Memodifikasi mesin untuk mengurangi jumlah
polutan yang terbentuk (modifikasi mesin bisa
dilakukan baik dengan menggunakan turbo cyclone,
memperbaiki sistem pencampuran bahan bakar,
maupun dengan mengatur pendinginan di dalam
ruang bakar).
4. Mengembangkan sistem pembuangan yang lebih
sempurna (sistem pembuangan dari gas buang bisa
disempurnakan dengan menggunakan semacam re-heater yang telah dikembangkan di Program Studi
Teknik Mesin Universitas Udayana, ataupun
MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 6, NO. 3, DESEMBER 2002
97
dengan menggunakan catalytic converter yang
biasanya dipasang pada kendaraan mewah).
5. Memperbaiki sistem pengapian (sistem pengapian
kendaraan dapat diperbaiki dengan mengatur
ignition time dan delay period dari motor bakar,
salah satunya adalah dengan menggunakan power
ignition, EFI (Electronic Full Injection).
6. Meningkatkan perawatan kendaraan bermotor
dengan jalan memeriksa kandungan gas buang
setiap 6 atau 12 bulan.
7. Menghindari cara pemakaian yang justru
menghasilkan polutan yang tinggi (beberapa cara
pemakaian yang salah adalah dengan meng-geber-
geber pedal gas ataupun melakukan trek – trek-an
di jalan raya, menambahkan pelumas pada knalpot
kendaraan sehabis di servis, dan beban angkut yang
melebihi kapasitas daya angkut motor).
Berdasarkan pada teori tersebut di atas, maka dibuatlah
alat tambahan dengan mempertimbangkan faktor dan
parameter tersebut.
2. Metode
Adapun prinsip kerja alat penurun emisi gas buang
adalah sebagai berikut:
• Pada dasarnya alat yang dirancang untuk
menurunkan kadar karbon monoksida (CO)
menggunakan sistem re-heater yaitu dengan
memanaskan kembali gas sisa hasil pembakaran
yang dibuang pada ujung knalpot dengan
memanfaatkan panas dari ruang bakar pada
kendaraan tersebut. Hal ini dapat dilihat pada
Gambar 1a.
• Panas dari ruang bakar dicerat dengan
menggunakan pipa pelaluan yang dipertahankan
panasnya dengan menggunakan isolasi, seperti
disajikan pada Gambar 1a. Adapun panas yang
dicerat tersebut digunakan untuk memanaskan
kembali gas yang keluar dari knalpot untuk
menguraikan senyawa CO menjadi unsur C + O2,
seperti disajikan pada Gambar 1b.
• Untuk menguraikan setiap mol CO menjadi C + O2,
diperlukan kalor sebesar 26 kkal/mol [3]. Besarnya
energi ini diperoleh dari pemanasan tadi.
• Gas panas yang dicerat dari ruang bakar, akan
memberikan dampak yang buruk jika dibuang
langsung ke lingkungan karena memiliki
temperatur yang masih sangat tinggi. Sehingga
dalam hal ini diperlukan suatu pendinginan terlebih
dahulu sebelum gas buang yang dicerat tersebut
dialirkan ke knalpot bagian depan. Hal ini
dilakukan dengan menggunakan pipa yang berliku,
seperti disajikan pada Gambar 1b.
• Temperatur gas buang yang masuk ke dalam alat
tambahan harus mampu mencapai panas sebesar 26
Kkal/mol, agar perpindahan panas yang terjadi
dapat sebesar mungkin. Apabila perpindahan panas
yang terjadi di dalam alat mendekati harga tersebut,
maka waktu yang diperlukan untuk menguraikan
gas buang CO menjadi lebih singkat.
• Sistem ini bekerja dan bertujuan untuk
memanaskan gas buang hasil proses pembakaran,
dimana gas buang yang berada di ujung knalpot
dipanaskan dengan gas buang yang temperaturnya
lebih tinggi, seperti disajikan pada Gambar 1a dan
1b. Sistem ini dioperasikan oleh kalor semata (heat-operated system) karena sebagian besar proses
operasi berkaitan dengan pemberian kalor untuk
melepaskan gas-gas buang pada tekanan dan
temperatur tinggi. Proses pemanasannya akan
berlangsung secara periodik, serta gas buang
dengan temperatur tinggi tersebut akan terus
mengalir ke dalam alat yang berfungsi untuk
memanaskan gas buang yang keluar dari knalpot.
Hasil pemanasan kembali terhadap gas yang keluar
dari knalpot inilah yang akan menurunkan emisi
gas buang kendaraan, serta hal ini belum pernah
dicoba oleh para peneliti yang lainnya.
• Metoda untuk menghitung laju pertukaran kalor di
dalam re-heater disajikan dalam Lampiran 2.
3. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan pada hasil pengujian, disampaikan bahwa
alat penurun emisi gas buang yang dibuat mampu
mengurangi emisi gas buang CO hingga 50% dari harga
semula, sedangkan CO2 mampu direduksi antara 40%
hingga 58%, HC mampu dikurangi antara 40% hingga
50%, serta kandungan O2 meningkat hingga 10%,
seperti disajikan pada Tabel 1 - 5.
Hal ini berarti, bahwa alat tersebut mampu bekerja
untuk mengurangi emisi gas buang CO dan CO2, sesuai
dengan reaksi kimia yang telah disampaikan di atas.
Argumen ini juga didukung oleh meningkatnya
kandungan oksigen yang dihasilkan, berarti bahwa
pengurangan senyawa CO bukanlah karena berubah
menjadi senyawa CO2, tetapi lebih cenderung karena
terurai menjadi unsur C dan O2.
Bila karbon di dalam bahan bakar terbakar habis dengan
sempurna maka terjadi reaksi berikut:
C + O2 Æ CO2
Dalam proses ini yang terjadi adalah CO2. Apabila
unsur-unsur oksigen (udara) tidak cukup, akan terjadi
proses pembakaran tidak sempurna, sehingga karbon di
dalam bahan bakar terbakar dalam suatu proses sebagai
berikut:
C + ½ O2 Æ CO
MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 6, NO. 3, DESEMBER 2002
DOWNLOAD KLIK DISINI
Kamis, 26 Januari 2012
pengertian car engine
LCD Text Generator at TextSpace.net Pernahkah Anda membuka kap mobil Anda dan bertanya-tanya apa yang terjadi di sana? Sebuah mesin mobil dapat terlihat seperti tumpukan membingungkan besar dari logam, tabung dan kabel ke belum tahu. Anda mungkin ingin tahu apa yang terjadi hanya karena rasa ingin tahu. Atau mungkin Anda membeli mobil baru, dan Anda mendengar hal-hal seperti "3,0 liter V-6" dan "biaya overhead Cams ganda" dan "injeksi bahan bakar disetel pelabuhan." Apa semua-artinya? Pada artikel ini, kita akan membahas ide dasar di belakang mesin dan kemudian pergi ke detail tentang bagaimana semua bagian cocok bersama-sama, apa yang bisa salah dan bagaimana untuk meningkatkan kinerja.Tujuan dari mesin mobil bensin adalah untuk mengubah bensin menjadi gerak sehingga mobil Anda dapat bergerak. Saat ini cara termudah untuk menciptakan gerakan dari bensin adalah untuk membakar bensin di dalam mesin. Oleh karena itu, mesin mobil merupakan mesin pembakaran internal - pembakaran berlangsung secara internal. Dua hal yang perlu diperhatikan: Ada berbagai jenis mesin pembakaran internal. Mesin diesel adalah salah satu bentuk dan gas mesin turbin yang lain. Lihat juga artikel tentang mesin HEMI, mesin rotary dan dua-stroke engine. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Ada hal-hal seperti mesin pembakaran eksternal. Sebuah mesin uap di kereta kuno dan kapal uap adalah contoh terbaik dari mesin pembakaran eksternal. Bahan bakar (batubara, kayu, minyak, apa pun) dalam luka bakar mesin uap di luar mesin untuk membuat uap, dan uap menciptakan gerak di dalam mesin. Internal pembakaran jauh lebih efisien (memakan lebih sedikit bahan bakar per mil) dari pembakaran eksternal, ditambah dengan mesin pembakaran internal jauh lebih kecil daripada yang setara mesin pembakaran eksternal. Hal ini menjelaskan mengapa kita tidak melihat ada mobil dari Ford dan GM menggunakan mesin uap. Mari kita lihat proses pembakaran internal secara lebih rinci pada bagian berikutnya. Pembakaran internal Prinsip di balik semua mesin pembakaran internal yang reciprocating: Jika Anda menempatkan sejumlah kecil tinggi energi bahan bakar (seperti bensin) dalam ruang kecil tertutup dan memicu itu, jumlah yang luar biasa energi yang dilepaskan dalam bentuk perluasan gas. Anda dapat menggunakan energi itu untuk mendorong sebuah kentang 500 kaki. Dalam hal ini, energi diterjemahkan ke dalam gerakan kentang. Anda juga dapat menggunakannya untuk tujuan yang lebih menarik. Misalnya, jika Anda dapat membuat siklus yang memungkinkan Anda untuk menonaktifkan ledakan seperti ini ratusan kali per menit, dan jika Anda dapat memanfaatkan energi yang dalam cara yang bermanfaat, apa yang Anda miliki adalah inti dari mesin mobil! Hampir semua mobil saat ini menggunakan apa yang disebut siklus pembakaran empat-stroke untuk mengubah bensin menjadi gerak. Pendekatan empat-stroke juga dikenal sebagai siklus Otto, untuk menghormati Nikolaus Otto, yang menciptakannya pada tahun 1867. Keempat stroke diilustrasikan pada Gambar 1. Mereka adalah: Intake Stroke Kompresi Stroke Pembakaran Stroke Exhaust Stroke Anda dapat melihat pada gambar bahwa perangkat yang disebut piston menggantikan kentang dalam kentang meriam. Piston terhubung ke poros engkol dengan menghubungkan batang. Sebagai crankshaft berputar, ia memiliki efek "ulang meriam." Inilah yang terjadi sebagai mesin berjalan melalui siklus: Piston dimulai pada bagian atas, intake valve terbuka, dan piston bergerak turun untuk membiarkan mesin mengambil dalam silinder-penuh dengan udara dan bensin. Ini adalah stroke asupan. Hanya drop terkecil bensin harus dicampur ke udara untuk bekerja. Kemudian piston bergerak kembali ke kompres campuran bahan bakar / udara. Kompresi membuat ledakan lebih kuat. Ketika piston mencapai bagian atas stroke nya, spark plug memancarkan percikan untuk menyalakan bensin. Biaya bensin di silinder meledak, mengemudi piston ke bawah. Setelah piston hits bawah stroke nya, katup buang terbuka dan knalpot meninggalkan silinder untuk pergi keluar knalpot. Sekarang mesin siap untuk siklus berikutnya, sehingga asupan muatan lain dari udara dan gas. Perhatikan bahwa gerakan yang keluar dari sebuah mesin pembakaran internal rotasi, sedangkan gerak yang dihasilkan oleh sebuah meriam kentang adalah linear (garis lurus). Dalam mesin gerakan linier dari piston diubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol. Gerak rotasi ini bagus karena kami merencanakan untuk mengubah (memutar) roda mobil dengan itu pula. Sekarang mari kita lihat semua bagian yang bekerja sama untuk membuat hal ini terjadi, dimulai dengan silinder. .
Langganan:
Postingan (Atom)